Kamis, 20 Agustus 2009

Posting baru

Moimoi!

Gw lagi buat novel judulnya: Mencari Pulau yang Hilang. Judulnya gak nyambung sih sama ceritanya. Campuran Hetalia dan Termehek-mehek. Wohohoho...tokoh-tokohnya ada yang minjem nama Hetalia. Kalau mau baca aja di sini gue dengan baik hati mengcopykannya untuk elo baca. Ini cuplikan awal ceritanya yang minjem nama Alfred sama Kiku dari Hetalia itu sendiri (oh, Himaruya makasih banyak atas pinjeman namanya). Kalau Pretti, Jose dan Alia, itu aku sendiri yang bikin.

Aku tenggelam dalam lamunan. Tentang suatu kisah.

Sebuah kisah dimulai dari sini, jadi pertama kali kami berdua bertemu pada saat ada acara yang mempertemukan dua negeri tempat kami berdua tinggal. Sebuah kisah yang berlatar di Manila, saat cuaca sedang cerah, semua orang di dunia ini gembira menyambut cerahnya cuaca hari ini.

Aku sangat merindukan saat-saat kami masih bersatu, tapi tak disangka tak dinyana kami berdua kayaknya tidak pernah menyatu. Aku tak tahu sekarang dia ada di mana, dan dia hidup atau mati.

Kami berdua tidak pernah berkirim kabar lagi. Dia sekarang sangat jarang mengirim e-mail padaku, sebenarnya ada masalah apa dengan dia? Aku ingin mencari dia, tapi aku tak tahu seluk beluk tempat dia tinggal.

Aku berharap dia masih hidup tetapi aku khawatir kalau dia mati. Umurnya masih sangat muda untuk dia meninggalkan dunia ini. Aku berusaha melupakan dia, tetapi dirinya tak pernah lepas dari hatiku, wajahnya tak pernah lekang dari pikiranku.

Aku rasa, dia bukanlah dia. Dia adalah aku, suatu bagian dari diriku, hatiku, dan hidupku. Dia adalah suatu goresan kuas indah dalam lukisan kehidupanku. Dia memberi warna cerah pada hidupku. Aku tak bisa melupakannya.

***

Dia adalah Pretti. Pretti dan aku, Jose berjanji akan selalu bersama, karena kita sama-sama manusia yang hidup di dunia ini dan kita sama-sama punya harapan juga mimpi yang harus kita raih. Kita sama seperti remaja-remaja lain di dunia ini.

Tapi yang terjadi, kita tak pernah bersama. Kebersamaan kami, mudah datang dan mudah pergi.

Mungkinkah kita akan kembali bersama dan meraih mimpi kembali?

Peluang untuk menemukan dia hanya setengah atau nol koma lima. Aku ingin punya satu peluang. Satu peluang.

Hanya satu.

Tetapi kapan dan dimana?

Akupun tak tahu soal itu. Mungkin saat dunia kiamat atau perang dunia ketiga.

Jangan sampai itu merenggutnya dari dunia ini.

Aku berdoa kepada Tuhan. Tuhan…jangan sampai musibah melanda dunia ini dan jangan cabut nyawanya sekarang.

***

Aku ingin bertemu dia lagi. Aku ingin memulai proses pencarian jejak gadis itu. Tapi dia menghilang bersama dengan hilangnya aku di sini.

Aku menunggu kemunculannya…tetapi tiba-tiba….

“Kakak!” seseorang dari belakang mengagetkan aku yang sedang dalam alam bawah sadarku. Aku menoleh. Tidak salah lagi, itu Malea adikku. Aku tak sadar kalau selama ini aku sedang melamun terus.

“Malea? Kamu ngagetin aku aja!” kataku pada gadis itu.

“Ngelamun, ya Kak…ini kopi buat Kakak!” kata adikku itu.

“Aku lagi gak berselera minum kopi!” kataku.

“Kok gak kayak biasanya,…” gumam Malea.

“Aku gak apa-apa, kok …” saat aku berkata begitu, tiba-tiba telepon genggamku berbunyi. Menyanyikan sebuah lagu yang biasa dipakai di telepon-telepon rumah. Aku memandang ke layar telepon genggamku.

Alfred calling…

Kutekan tombol untuk menerima telepon dan kuangkat telepon dari temanku itu.

“Halo? Alfred?” sapaku.

“Iya…apa kabarmu dan adikmu?” tanyanya.

“Kita baik-baik aja,kok…kamu sama best friend kamu itu gimana?”

“Aku baik. Kalau dia lagi agak flu, tapi nanti sembuh juga sih. Adeknya, hmmm…sehat aja. Kalau Pretti, teman kamu sama kakaknya yang namanya Reza itu?”

Aku terdiam mendengar Alfred mengatakan itu.

“Hmm…gak tahu udah lama gak ketemu dia ,sih Fred. Pengen nyari dia, dia menghilang begitu saja. Kamu tahu tentang dia? Kamu ada petunjuk?”

“Ada temennya sahabat gue yang pernah kenal dia. Mungkin dia ada petunjuk. Nomor teleponnya ada di buku telepon gue, bentar dulu ya…”

Diam untuk beberapa menit…

“Kiku, nomor teleponnya…” dia memberitahukan nomor telepon kawannya itu, mudah-mudahan dia punya petunjuk. Aku mencatat nomor telepon yang diberitahukan Alfred di selembar kertas.

“OK, makasih atas petunjuknya.”

“Sebenarnya ada lagi satu petunjuk…nomor telepon Alia!”

Makin banyak petunjuk makin baguslah.

“Alia siapa?”

“Setahu aku Alia itu dekat sama Pretti.Jadi kayak sahabatnya gitu.”

“Kenal sama Alia, kok. Nomor teleponnya aku punya.”

“Oh…” Alfred mengerti apa yang kukatakan.

“Makasih udah dikasih petunjuk!” kataku. Telepon ditutup.

***

Aku berjalan keluar dan memulai pencarianku. Aku mengatakan pada adikku, bahwa aku akan pergi untuk melakukan suatu tugas sekolah, padahal sebenarnya tidak. Aku ingin memulai petualangan yang mungkin akan jadi petualangan yang seru.

Sinetron gak sih?
Baca sajalah isi novel gue!

Tidak ada komentar: